Pin It

Admin

Siswi Bohai Diperkosa Para Guru

Cerita cerita dewasa - Edna, Siswi Bohai Diperkosa Para Guru

Edna, ABG cantik berpostur tinggi, sexy dan putih mulus. Gadis berkacamata ini cukup pintar dan rajin dalam mengerjakan suatu pelajaran. Dia dikenal sebagai gadis nomor satu disekolahnya. Sifatnya yang tomboy memudahkan para teman prianya untuk menikmati tubuh Edna dengan memandangi payudara, paha, pinggul, ketiak dan pantatnya yang besar. Karena Edna sangat mudah bergaul dengan anak cowok. Tinggi Edna sekitar 164cm, dan beratnya 53Kg. Edna memang mempunyai tubuh yang paling sempurna di sekolahnya. Dengan ukuran BH 35C, ia kadang tidak memakai BH untuk menyangga payudaranya ketika bermain basket dengan teman-temannya.

Para teman cowoknya yang beruntung saat itu, akan dapat menikmati pemandangan yang membuat jakun pria naik turun. Mereka berharap bisa menjamah kantong payudara itu, dan melumat payudaranya. Meskipun tidak mengenakan BH, payudara Edna yang hanya ditutupi kaos terlihat kencang dan tegak. Itu karena Edna rajin berolahraga, baik itu push-up, sit-up, jogging, basket, dll. Sehingga payudaranya pun sangat padat dan kenyal. Tapi yang paling menonjol adalah buah pantatnya yang besar dan luar biasa montok.

Edna terpilih mempunyai pantat terindah oleh teman-teman cowoknya. Disamping itu Edna selalu memakai rok birunya yang ketat, pantatnyapun bergantian naik-turun ketika ia berjalan. Garis celana dalamnya tercetak jelas di belakang roknya, menandakan betapa padat dan montoknya pantatnya.

cewek bohai
Selama proses belajar mengajar, para guru lelaki yang mengajarnya sering memperhatikan Belahan payudara Edna yang kadang terlihat sedikit menyembul keluar, dan roknya yang tersingkap sehingga pahanya yang putih mulus terpampang jelas dimata gurunya. Edna kadang sengaja membiarkan beberapa bagian tubuhnya untuk dinikmati.

Edna memiliki pinggul yang seksi, pantat yang sekal dan paha yang besar dan gempal menggairahkan. bahkan tidak jarang murid-murid lelaki yang nekat onani/coli dikelas ketika sedang jam pelajaran, karena tidak tahan melihat paha atau pantat Edna didepannya. Edna sangat bersemangat disekolahnya. Ia aktif mengikuti kegiatan ekstra di sekolahnya seperti pramuka dan paskibraka. Edna sekolah di sebuah Sekolah Menengah Umum (SMA) swasta yang favorite dikotanya.

Pagi sekali sekitar Edna sudah menunggu angkot menuju sekolahnya, jarak sekolahnya tidak terlalu jauh sekitar empat kilo. Apalagi nanti ada upacara dan Edna merupakan orang penting di acara pengibaran bendera tersebut. Tiba-tiba ketika Edna sedang asik menunggu angkot sambil membaca majalah remaja favoritnya, seseorang dengan mobil Estilo menghampirinya.

"Halo Edna lagi nunggu angkutan kota ya?" Tanya si pengendara mobil itu yang ternyata adalah Pak Candan guru bahasa Inggrisnya.

"Lho Bapak kok jam segini sudah berangkat?" tanya Edna spontan.

"Iya nih! saya habis nginap di tempat saudara, takutnya telat. Kalo mo ke sekolah, ayo ikut Bapak saja" ajak Pak Candan.

Karena Edna sudah kenal dekat dengan Pak Candan. Akhirnya mau juga nebeng Pak Candan. Tapi Edna tidak tahu disitulah awal bencana bagi Edna.

"Edna, nggak keberatan kan kalau kita mampir dulu ke rumah adik saya dulu, soalnya saya baru ingat ada beberapa nilai lembar kerja siswa tertinggal di sana?" Pak Candan membuat alasan.

"Iya Pak tapi cepetan yah, biar Edna ga terlambat, soalnya hari ini saya harus bersiap-siap jadi pengibar bendera"

Pak Candan mempercepat laju mobilnya sangat tinggi dan arahnya ke rumah kosong di pedesaan yang jarang terjamah orang. Sesampainya disitu Edna ditarik dengan paksa masuk ke dalam rumah kosong dan disitu sudah ada Pak Litton, Pak Ustin yang merupakan wali kelas Edna yang sudah lama mengamati Edna dan nggak ketinggalan kepala sekolah Pak Tayen dan wakil kepala sekolahnya Pak Sarngin. Mereka semua nampaknya sudah menunggu sejak lama.

"Halo Edna, sudah ditunggu dari tadi lho?", seru salah seorang dari mereka.

"Apa-apaan nih? Apa yang Bapak-Bapak lakukan disini?", Edna mulai kebingungan.

Edna menjerit karena dia mulai digerayangi.

"Eh bandot tua! Jangan coba-coba sentuh saya ya!".

"Diam, kamu! Mau lulus nggak? Berani melawan perintah gurumu yah", kata Pak Tayen selaku guru Matematika.

Edna mencoba melawan dengan memukuli dan menendang gurunya. Tapi Edna kalah setelah ia dihantam perutnya oleh Pak Ustin guru olahraganya, dan di gampar pipinya berkali-kali sampai Edna kelenger hingga merah dan bibirnya berdarah. Edna meringis kesakitan.

"Nah sekarang emut dan hisep Kontol saya, Kontol Pak Candan, Kontol Pak Ustin dan Pak Sarngin yang kenceng nyedotnya, kalo nggak saya obrak-abrik rahim kamu biar nggak bisa punya anak, Mau?", Karena ketakutan akhirnya Edna mengulum Kontol guru gurunya.

Edna menyedot Kontol gurunya satu-persatu dengan bibirnya yang merah dan mulutnya yang mungil, sambil tangannya menggenggam Kontol para Bapak guru sambil mengocok-ngocoknya.

"Nah gitu terus yang enak ayo jangan berhenti, telen pejuhnya biar kamu tambah pinter", seru Pak Candan.

"Mmmphh, slerrpp, mmhh" Dengan terpaksa Edna menghisap Kontol-Kontol mereka sampe mereka semua berkelojotan.

"Edan, nih cewek nyepongnya mantep banget Edna, kamu pasti sudah sering nyepongin Kontol temen-temen kamu yah? Ahahaha...."

Satu persatu para guru rusak ini menyemburkan sperma mereka ke dalam mulut Edna, dan mengalir ke tenggorokannya. Walaupun Edna hampir muntah mereka memaksa Edna untuk menelan pejuh kelima guru-gurunya. Edna masih tak percaya mengoral kontol para gurunya sendiri. Wajah Edna mulai terlihat kelenger lagi, sepertinya ia mabuk peju dan merasakan mual pada perutnya. Setelah mereka puas memperkosa mulut Edna ternyata mereka langsung menelanjangi Edna. Pak Sarngin memegang kedua tangan Edna, Pak Tayen memelorotkan rok abu-abunya, Pak Ustin merobek pakaian dan kutang Edna.

"Nih murid teteknya putih banget, gede lagi, putingnya coklat pasti manis nih Wahh, kenyal sekali, lembut banget Bapak-Bapak" Pak Ustin mengomentari payudara Edna, sambil mulai meremas-remas payudara Edna. Dalam sekejap Edna sudah dalam keadaan tanpa busana.

"Jangan pak jangan, atau saya akan melapor ke polisi", seru Edna sambil teriak.

"Ooo, coba saja nanti, sekarang sebaiknya kamu persiapkan diri kamu untuk menerima pelajaran khusus" Seru Pak Tayen sambil menjambak rambut Edna.

Edna sekarang hanya mengenakan celana dalam putih saja. Ketika Pak Tayen hendak beraksi tiba-tiba Pak Candan protes, "karena saya yang dapat perek ini maka saya duluan yang memperkosanya."

Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Edna menjadi tengkurap, kedua tangannya yang ditarik kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Pak Candan itu kini mengelus ngelus bagian pantat Edna, dirasakan olehnya pantat Edna yang sekal. Sesekali tangannya menampar pantat Edna dengan keras, bagai seorang Ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal "Plak, Plak, Plak!!".

"Wah sekal sekali pantat kamu Edna, kenyal, gila nih Tey, paha murid kita satu ini gede amat. Putih nyaaaaa.. ya ampun, banyak bulu-bulu halusnya lagi di pahanya" ujar Pak Candan sambil terus mengusap-usap dan memijit-mijit pantat Edna sambil sesekali mencabuti bulu-bulu di paha Edna yang putih gempal itu.

Edna mengaduh kesakitan.

"Bakal mabuk nih kita nikmatin pantat segede gini, seperti bokong sapi aja."

"Montoknyaaaaaaaaa, ya ampun, gede, kenyal lagi" sambil memijat pantat Edna yang memerah karena tamparan tangan Pak Candan.

Pak Sarngin lalu menjilati dan menggigiti bongkahan pantat si Edna.

"Aakhh, keparat, jangan sentuh pantat gue", Edna membentak mereka.

"Plakk" sebuah tamparan sangat keras ke pipi Edna.

"Diam kamu, pelacur pengin saya rontokin gigi putih kamu!!", Pak Sarngin balas membentak.

Edna hanya diam pasrah, sementara tangisannya mulai terdengar. Tangisnya terdengar semakin keras ketika tangan kanan Pak Candan secara perlahan-lahan mengusap kaki Edna mulai dari betis naik terus kebagian paha lalu mengelus-elus paha mulus putih Edna dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya.

"Jangan Paaaaa'! Saya mohon, saya masih perawan", Edna memelas ketakutan.

Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Pak Candan, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh vagina Edna. Kontan saja hal ini membuat badan Edna agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah Pak Candan tadi langsung menusuk liang Memek Edna.

"Egghhmm, oohh, shitt, shitt", Edna menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk Pak Candan masuk ke liang memeknya.

Badan Edna pun langsung menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, ketika Pak Candan memainkan jarinya itu didalam liang Memek Edna. Nafas Edna terengah-engah sambil mengerang kesakitan.

Dengan tersenyum terus dikorek-koreknyalah liang Memek Edna, sementara itu badan Edna menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan-rintihan yang keluar dari mulutnya itu Pak Candan menciumi bibir Memek Edna sambil sesekali memasukkan lidahnya kedalam liang Memek Edna, kepala Pak Candan menghilang di bawah selangkangan Edna sambil kedua tangannya dari bawah meremas-remas pantat Edna. Sementara Pak Sarngin meremas payudara kanan Edna, dan mulutnya mengulum payudara Edna satunya lagi.

"Pak Candan, payudara murid kesayanganmu ini gurih sekali, harum lagi, kualitas nomer satu".

Pak Sarngin asyik menyantap payudara Edna, yang ranum padat dan kenyal sekali.

"Ehhmmpphh, mmpphh, ouughh, sakii..iit, paa..ak".

Edna terus mengerang kesakitan pada kedua buah payudaranya dan kenikmatan pada kemaluannya. Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Ednapun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Pak Candan kemudian mencabut jarinya.

Melihat Edna yang meronta-ronta, Pak Candan semakin bernafsu dan dia segera menghunjamkan Kontolnya ke dalam Memek anak didiknya yang masih perawan. Walaupun Memek Edna sudah basah oleh air liur Pak Candan dan cairan Memek Edna yang keluar, namun Pak Candan masih merasakan kesulitan saat memasukkan Kontolnya, karena Memek Edna yang perawan masih sangat sempit. Edna hanya dapat menangis dan berteriak kesakitan karena keperawanannya yang telah dia jaga selama ini akan direnggut dengan paksa seperti itu oleh gurunya sendiri. Lalu dengan ngacengnya Pak Candan memasukkan batang Kontolnya lagi.

"Auw aduh duh sshh, saakkii..iitt, pakk.. ammpuu..uunn", terdengar suara dari mulut Edna yang terlihat kesakitan.

Dia mulai menangis sambil mendesah menikmati Kontol Pak Candan yang mengaduk-aduk liang peranakannya. Terlihat jelas raut wajah Edna yang menahan sakit luar biasa pada selangkangannya.

Edna sekarang lebih terdengar suara tertahan ketika Kontol disodok-sodokkan ke lubang memeknya.

"Awwwwww... oh uhhhh......jangan, uh, duh Pa', ampunn Paaaaaaaaaa'!!", ternyata Edna orgasme.

Sungguh mengasyikan melihat expresi Edna yang merem-merem sambil menggigit bibir bawahnya. Pak Candan terus menggenjot memek Edna. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Pak Candan terus menggenjot tubuh Edna, Ednapun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya Pak Candan menggenjot tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, "Ahh, ahh, oouuhh".

Lalu Pak Candan memposisikan tubuh Edna menungging. Pantat Edna sekarang terlihat kokoh menantang, ditopang paha panjangnya yang putih dan tegak. Pak Candan memasukkan Kontol besarnya yang berdiameter 18CM ke liang Memek Edna hingga terbenam seluruhnya, lalu dia menariknya lagi dan dengan tiba-tiba sepenuh tenaga dihujamkannya benda panjang itu ke dalam rongga Memek Edna hingga membuatnya tersentak kaget dan kesakitan sampai matanya membelalak disertai teriakan panjang.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...... Paaaaaa!!!! Tidaaaaaaaaakkkk!!!".

Kedua tangan Pak Candan memegang pantat Edna, sedangkan pinggulnya bergoyang-goyang berirama. Sesekali tangan Pak Candan mengelus-elus pantat Edna dan sesekali meremas payudara Edna dari belakang. Beberapa menit kemudian, Pak Candan kembali mempercepat goyangan pinggulnya, kemudian dia menarik kedua tangan Edna. Jadi sekarang persis seperti menunggangi kuda lumping, kedua tangan Edna dipegang dari belakang sedangkan pantatnya digoyang seirama sodokan Kontol Pak Candan. Karena tidak disangga kedua tangannya lagi, kini buah dada Edna tergencet di atas tikar tipis sebagai alas Edna disetubuhi. Sedangkan wajah Edna menghadap keatas dengan mulut menganga mengerang kesakitan. Melihat keadaan Edna seperti itu, pak Candan semakin bersemangat mengebor liang Memek Edna.

"Anjingg, bangsaatt, perekk, loo, Edna ngentoott, gue entotin loo".

Pak Candan merancau tak jelas. Dan akhirnya Pak Candanpun sampai kepuncak paling nikmat menikmati memek perawan anak didiknya di liang Memek Edna, kemaluannya menyemburkan peju kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Edna.

"Aa, aakkhh, oohh", sambil mengejan Pak Candan melolong panjang bak serigala, tubuhnya mengeras, mengejang dan bergetar dengan kepala menengadah keatas.

"Aoohh, oouuhh, guru bangsat kamuuuuuuu!!".

Edna mengumpat sambil mendesah, tubuhnya mengejang merasakan cairan peju Pak Candan membanjiri rahimnya. Puas sudah dia menyetubuhi Edna, rasa puasnya berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam menyetubuhi Edna, puas dalam merobek keperawanan Edna dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis nomor satu di sekolah itu.

Edna menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa gurunya telah berejakulasi karena dirasakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri Memeknya. Cairan kental hangat yang bercampur darah itu memenuhi liang Memek Edna sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur.

Setelah itu Pak Litton maju untuk mengambil giliran. Kali ini Pak Litton mengangkat kedua kaki Edna ke atas pundaknya, dan kemudian dengan tidak sabar dia segera menancapkan Kontolnya yang sudah tegang ke dalam Memek Edna. Pak Litton masih mengalami kesulitan saat memasukkan Kontolnya, meskipun Memek Edna kini sudah licin oleh peju Pak Candan dan juga cairan Memek Edna. Memek Edna masih sangat sempit. Kembali Memek Edna diperkosa secara brutal oleh Pak Andi, dan Edna lagi-lagi hanya dapat berteriak kesakitan.

"Bangsatt, akkhh, bajingaann, sudahh, sudahh, keparaatt"

Namun kali ini Edna tidak berontak lagi, karena dia pikir itu hanya akan membuat gurunya semakin bernafsu saja. Sementara itu Pak Litton terus memompa Memek Edna dengan cepat sambil satu tangannya meremas-remas payudara Edna yang bulat kenyal dan tidak lama kemudian dia mencapai puncaknya dan mengeluarkan seluruh peju nya di dalam Memek Edna.

"Ooohh, makan nih peju gurumu!!".

Edna hanya dapat meringis kesakitan, tubuhnya telentang tidak berdaya di lantai. Walaupun tangan dan kakinya sudah tidak dipegangi lagi, dan membayangkan dirinya akan hamil karena saat ini adalah masa suburnya. Dia dapat merasakan ada cairan hangat yang masuk ke dalam Memeknya. Darah perawan Edna dan sebagian peju Pak Litton mengalir lagi keluar dari Memeknya.

"Hmmpphh, hhmmpp, oohhkk, oughh", Edna menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Pak Tayen mulai menanamkan batang kemaluannya didalam liang Memek Edna.

Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Pak Tayen terus berusaha menancapkan seluruh batang kontolnya. Memang agak sulit selain meskipun sudah dimasuki dua Kontol tadi, usia Edna juga masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit.

Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Pak Tayen berhasil menanamkan seluruh batang kontolnya didalam Memek Edna. Tubuh Edna berguncang-guncang merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya. Diapun terus memohon kepada Pak Tayen agar mau melepaskannya.

"Ahh, rasain loe, akhirnya aku bisa juga ngerasain jepitan memek kamu sayang", bisiknya ketelinga Edna.

"Oouuhh, Paakk, saakiitt, Paak, ampuunn", rintih Edna dengan suara yang megap-megap.

Jelas Pak Tayen tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memompakan batang kemaluannya keluar masuk liang Memek Edna.

"Aakkhh, oohh, oouuhh, oohhggh", Edna merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot Oleh Pak Tayen, badannyapun semakin menggeliat-geliat.

Otot-otot dinding Memeknya kuat mengurut-urut batang kemaluan Pak Tayen yang tertanam didalamnya, karenanya Pak Tayen merasa semakin nikmat. Sambil memukuli perut Edna dengan tangannya, berharap agar Memek Edna mencengkram Kontolnya dengan lebih erat karena lobang Memek Edna semakin mengendur.

Tiba-tiba Pak Tayen mencabut Kontolnya dan dia duduk di atas dada Edna. Pak Tayen mendempetkan kedua buah payudara Edna yang montok dengan kedua tangannya dan menggesek2an Kontolnya di antara celah kedua payudaranya, sampai akhirnya dia memuncratkan pejunya ke arah wajah Edna. Edna gelagapan karena peju Pak Tayen mengenai bibir dan juga matanya. Setelah itu Pak Tayen masih sempat membersihkan sisa peju yang menempel di Kontolnya dengan mengoleskan Kontolnya ke payudara Edna dan ke puting payudaranya. Kemudian Pak Tayen menampar payudara Edna yang kiri dan kanan berkali-kali, sehingga payudara Edna berwarna kemerahan dan membuat Edna merasa perih dan kesakitan.

Selanjutnya dua orang, Pak Ustin dan Pak Sarngin maju. Mereka kini menyuruh Edna untuk mengambil posisi seperti merangkak. Kemudian Pak Ustin berlutut di belakang pantat Edna dan mulai mencoba memasukkan Kontolnya ke lubang anus Edna yang sangat sempit.

"Gila nih cewek, pantatnya bohay bener, kenyal lagi, lihat nih Tin paha si Edna. Gempal, gede, Putih banget. Bener kata Pak Candan" Kata Pak Ustin.

"Ampuunn, jangan sodomi saya paakk, saya mohoonn".

Membayangkan kesakitan yang akan dialaminya, Edna mencoba untuk berdiri, tetapi kepalanya dipegang oleh Pak Sarngin yang segera mendorong wajah Edna ke arah Kontolnya. Kini Edna dipaksa mengulum dan menjilat Kontol Pak Sarngin. Kontol Pak Sarngin yang tidak terlalu besar tertelan semuanya di dalam mulut Edna.Sementara itu, Pak Ustin masih berusaha membesarkan lubang anus Edna dengan cara menusuk-nusukkan jarinya ke dalam lubang anus Edna.

"Akkhh, oohh, aahh, sshh, perihh, pakk"

Sesekali Pak Ustin menampar pantat Edna dengan keras, sehingga Edna merasakan pantatnya panas.

"Gila nih perek, bokongnya gede tapi lobangnya kecil banget" Kemudian Pak Ustin juga berusaha melicinkan lubang anus Edna dengan cara menjilatinya.

Edna merasakan sensasi aneh yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya saat lidah Pak Ustin menjilati lubang anusnya. Ia berada dibelakang Edna dengan posisi menghadap punggung Edna.

Ketika lobang pantat Edna agak terbuka, Pak Ustin menuang sebotol minyak goreng kedalam lobang pantat Edna. Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Edna selebar bahu, dan, "Aaakkhh.", Edna melolong panjang, badannya mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Pak Ustin menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Edna. Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Pak Ustin berhasil menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Edna, meskipun baru masuk setengahnya. Setelah itu tubuh Edna kembali disodok-sodok, kedua tangan Pak Ustin meraih payudara Edna serta meremas-remasnya.

Tidak lama kemudian Edna kembali menjerit kesakitan. Rupanya anusnya sudah jebol oleh Kontol Pak Ustin yang berhasil masuk seluruhnya dengan paksa. Kini Pak Ustin memperkosa anus Edna perlahan-lahan, karena lubang anus Edna masih sangat sempit dan kering. Ketika Pak Ustin menarik Kontolnya, mulut pantat Edna ikut tertarik sehingga terlihat monyong keluar. Lalu Pak Ustin menyodokkan lagi Kontolnya, sehingga kini pantat pantat Edna mengempot.

"Aaakkhh, ouughh, sakii..iitt, pak, periihh, akuu, nggakk.. kuatt, pakk, periihh, sakiitt".

Edna menjerit keras sekali, ia baru saja merasakan rasa sakit yang teramat-sangat yang pernah dirasakannya. Pak Ustin merasakan kesakitan sekaligus kenikmatan yang luar biasa saat Kontolnya dijepit oleh anus Edna. Pak Ustin merasa Kontolnya lecet didalam pantat Edna. Kenikmatan yang terus-menerus dirasakannya ketika menunggangi pantat Edna. Tak terbayang bagaimana wajah orang tua Edna, jika menyaksikan persetubuhan yang tidak manusiawi yang dialami putrinya. Anak perempuan yang mereka rawat dengan kasih sayang hingga remaja dan dibiayai, sekarang tubuhnya sedang menungging telanjang bulat, pantatnya disodomi oleh gurunya sendiri.

Seperempat jam lamanya Pak Ustin menyodomi Edna, waktu yang lama bagi Edna yang semakin tersiksa itu.

"Eegghh, aakkhh, oohh".

Dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok-sodok, Edna merintih-rintih, sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Pak Ustin. Saat Edna berteriak, kembali Pak Sarngin mendorong Kontolnya ke dalam mulut Edna, sehingga kini Edna hanya dapat mengeluarkan suara erangan yang tertahan, karena mulutnya penuh oleh Kontol Pak Sarngin. Tubuh Edna terdorong kedepan dan kebelakang mengikuti gerakan Kontol di anus dan mulutnya. Kedua payudara Edna yang menggantung dengan indah bergoyang-goyang karena gerakan tubuhnya diremas-remas gemas oleh Pak Ustin. Edna berteriak-teriak kesakitan.

"Ahhhhhhhhhh..... Ooooooo... Ampoooon pa'!!!!"

Keadaan ini berlangsung 35 menit sampai akhirnya Pak Ustin dan Pak Sarngin mencapai puncak secara bersamaan. Pak Ustin yang sudah tidak tahan karena seret dan panasnya liang pantat Edna menyemburkan peju nya di dalam anus Edna, Edna merasakan perih pada rongga pantatnya yang lecet tersiram peju Pak Ustin. Dan Pak Sarngin menyemburkan pejunya di dalam mulut Edna. Edna terpaksa menelan semua peju Pak Sarngin agar dia dapat tetap bernafas. Edna hampir muntah merasakan peju itu masuk ke dalam kerongkongannya, namun tidak dapat karena Kontol Pak Sarngin masih berada di dalam mulutnya. Edna membiarkan saja Kontol Pak Sarngin berada di dalam mulutnya untuk beberapa saat sampai Pak Sarngin menarik keluar Kontolnya dari mulut Edna. Sebagian sisi peju Pak Sarngin yang tidak tertelan meluber keluar bercampur dengan air liur Edna.

Kemudian Pak Sarngin memaksa Edna untuk membersihkan sisa peju Kontolnya dengan cara menjilatinya. Pak Ustin juga masih membiarkan Kontolnya terbenam dalam anus Edna dan sesekali masih menggerak-gerakkan Kontolnya di dalam anus Edna, mencoba untuk merasakan kenikmatan yang lebih banyak. Edna dapat merasakan kehangatan peju di dalam lubang anusnya yang secara perlahan mengalir keluar dari lubang anusnya. Perih yang luar biasa dirasakan liang pantat Edna.

Setelah Pak Ustin mencabut Kontolnya dari anus Edna, lalu Pak Pangor mengambil kursi dan duduk di atasnya. Dia menarik Edna mendekati dan mengangkat tubuh Edna lalu memposisikan mengangkangi Kontolnya menghadap dirinya. Pak Pangor kemudian mengarahkan Kontolnya ke Memek Edna, dan kemudian memaksa Edna untuk duduk di atas pangkuannya, sehingga seluruh Kontol Pak Pangor langsung masuk ke dalam Memek Edna.

"Aohh, oouuhh, sakii..itt, udahh, Paak, ngiluu paakk", Edna mengerang kesakitan.

Setelah itu, Edna dipaksa bergerak naik turun, sementara Pak Pangor meremas dan menjilati kedua payudara dan puting payudara Edna. Sesekali Pak Pangor menyuruh Edna untuk menghentikan gerakannya untuk menahan orgasmenya. Pak Pangor dapat merasakan Memek Edna berdenyut-denyut seperti memijat Kontolnya, dan dia juga dapat merasakan kehangatan Memek Edna yang sudah basah.

Pak Pangor masih belum puas. Dia memiringkan tubuh Edna lalu mengangkat kaki kanan Edna ke bahunya dan mulai menyodok-nyodokan Kontolnya di liang kemaluan Edna. Edna menahan sakit bercampur nikmat itu dengan menggigit bibirnya sendiri hingga berdarah, wajahnya yang sudah penuh air mata dan memar bekas tamparan itu tidak membuat iba gurunya itu. Pak Pangor tanpa kenal ampun berkali-kali menghujamkan senjatanya dengan sepenuh tenaga. Temannya yang gendut itu juga menjilati payudara Edna yang bergoyang-goyang akibat irama pinggul Pak Pangor, lidahnya bermain-main di ujung putingnya yang sudah sangat keras. Pak Pangor tidak dapat bertahan lama, karena dia sudah sangat terangsang sebelumnya ketika melihat Edna diperkosa oleh para rekannya, sehingga dia langsung memuncratkan spermanya kedalam Memek Edna. Edna kembali merasakan kehangatan yang mengalir di dalam Memeknya.

Selanjutnya, Pak Gatot yang mengambil giliran untuk memperkosa Edna. Dia menarik Edna dari pangkuan Pak Pangor, kemudian dia sendiri tidur telentang di lantai. Edna disuruh untuk berlutut dengan kaki mengangkang di atas Kontol Pak Gatot. Kemudian secara kasar Pak Gatot menarik pantat Edna turun, sehingga Memek Edna langsung terhunjam oleh Kontol Pak Gatot yang sudah berdiri keras.

"Akkhh, aakkhh, oogghh,". teriakan memilukan keluar dari mulut Edna.

Kontol Pak Gatot, yang jauh lebih besar daripada Kontol-Kontol sebelumnya meskipun tubuhnya pendek yang memasuki Memek Edna, masuk semuanya ke dalam Memek Edna, membuat Edna kembali merasakan kesakitan karena ada benda keras yang masuk jauh ke dalam Memeknya. Edna merasa Memeknya dikoyak-koyak oleh Kontol Pak Gatot. Pak Gatot memaksa Edna untuk terus menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga Kontol Pak Gatot dapat bergerak keluar masuk Memek Edna dengan leluasa. Kedua Payudara Edna besar menggantung bebas, naik turun seirama tubuhnya.

Kemudian Pak Gatot menjepit kedua puting payudara Edna dan menariknya ke arah dadanya, sehingga kini payudara Edna berhimpit dengan dada Pak Gatot. Pak Gatot benar-benar terangsang saat merasakan kedua payudara Edna yang kenyal dan hangat menempel rapat ke payudaranya. Melihat posisi seperti itu, Pak Ustin melepas ikat pinggangnya dan mulai mencambuk punggung dan bongkahan pantat Edna beberapa kali.

"Akkhh, aakhh, damn, shitt", Edna kembali merasakan perih luar biasa pada punggung, pantat, dan pahanya.

Cambukan Pak Ustin sangat keras sehingga membuat garis lurus merah di kulit punggung pantat, dan paha Edna.

Walaupun cambukan itu tidak terlalu keras, namun Edna tetap merasakan perih dan panas di punggung dan pantatnya, sehingga dia berhenti menggerakkan pinggulnya. Merasakan bahwa gerakan Edna terhenti, Pak Gatot marah. Kemudian dia mencengkeram kedua belah pantat Edna dengan tangannya, dan memaksanya bergerak naik turun sampai akhirnya Edna menggerakkan sendiri pantatnya naik turun secara refleks. Pak Gatot mencengkram pinggul Edna, lalu membuat goyangan memutar sehingga ia merasakan sensasi luar biasa dengan goyangan mengebor Edna itu.

"Oohh, sshh, shh", Pak Gatot mendesah kenikmatan, sambil merasakan pantat Edna yang empuk basah menduduki selangkanganya.

Ketika Pak Gatot hampir mencapai klimaks, dia memeluk Edna dan berguling, sehingga posisi mereka kini bertukar, Edna tidur di bawah dan Pak Gatot di atasnya. Sambil mencium bibir Edna dengan sangat bernafsu dan meremas payudara Edna, Pak Gatot terus menggenjot Memek Edna. Tidak lama kemudian gerakan Pak Gatot terhenti. Pak Gatot mencabut Kontolnya keluar dari Memek Edna dan segera menyemprotkan spermanya di sekitar bibir Memek Edna. Kemudian dia menarik tangan kanan Edna dan memaksa Edna untuk meratakan sperma yang ada di sekitar Memeknya dengan tangannya sendiri.

Setelah itu Pak Heru, guru kimianya maju mengambil giliran memperkosa Memek muridnya Edna. Ia mengangkat kedua kaki Edna dan menyandarkannya diatas bahunya, Pak Heru menempelkan kepala Kontolnya di mulut Memek Edna. Dengan kasar Pak Heru menyodokkan Kontolnya dengan keras kedalam liang peranakan Edna. Lalu ia mulai menggenjotnya. Hampir sepuluh menit Pak Heru memompa Memek Edna dengan kasar, membuat Memek Edna semakin terasa licin dan longgar. Sebelum mencapai puncaknya, Pak Heru mencabut Kontolnya dari Memek Edna dan memaksa Edna untuk membuka mulutnya lebar-lebar untuk menampung spermanya. Setelah itu, Pak Heru memaksa Edna untuk berkumur dengan spermanya dan kemudian menelannya. Semua orang disitu tertawa senang melihat itu, sementara Edna menahan jijik dan rasa malu yang luar biasa karena diperlakukan dengan hina seperti itu. Kini wajah Edna terlihat gelagapan oleh sperma milik Pak Heru.

Semua posisi yang mungkin dibayangkan dalam hubungan seks sudah dipraktekkan oleh para Guru Edna terhadap tubuh Edna. Kali ini Edna tidak kuat lagi menahan orgasmenya yang ke 20, dan dia mengalami orgasme hebat, namun tidak sehebat yang pertama. Cairan Memeknya sudah mulai habis. Rongga Memeknya mulai mengering, karena cairan Memeknya sudah hampir habis dkeluarkan. Edna merasakan sakit luar biasa pada rongga Memeknya. Ditambah Kontol para gurunya yang tak henti-hentinya menyodok dan menggesek rongga Memeknya yang kering, sehingga membuat rongga Memeknya lecet dan sobek. Hanya darah dari luka di rongga Memeknya lah yang membasahi daging kemaluannya dan burung yang tengah bersarang didalamnya.

Setelah delapan gurunya selesai memperkosa dirinya untuk kesekian kalinya, Edna akhirnya pingsan karena kecapaian dan karena kesakitan yang menyerang seluruh tubuhnya terutama di Memek, anus dan juga kedua buah payudaranya. Edna telah diperkosa habis-habisan selama kurang lebih 7 jam oleh guru-gurunya. Dan semua kejadian itu direkam oleh Pak Candan. Lebih-lebih ketika posisi kedua tangan Edna yang terikat digantung keatas. Pak Andi menjilati dan menciumi ketiak Edna.

"Mmuuahh, ketek lo bagus banget sih, rasanya asin tapi gurih dan baunya haruumm"

Liur pak Andi membasahi ketiak Edna. Edna kembali disetubuhi dari 2 arah tentu saja lubang anus dan Memeknya. Edna kini hanya bisa menggigit bibir sambil kakinya menendang-nendang ke segala arah, sambil sesekali seperti orang mengejan.

"Ouughh, arrkhh, ouhh, udah paa..ak perih, sakiitt, ouughh, aa, akh"

Edna terus berontak seperti orang kesetanan. Karena pantat Edna mulai mengering, Pak Andi kembali membasahi pantat Edna dan batang Kontolnya sendiri dengan minyak goreng agar licin. Pak Andi menyodomi Edna untuk ke 4 kalinya. Dilanjutkan dengan Pak Ustin lagi, yang senang sekali main sodomi. Apalagi dapat pantat semontok pantat Edna, ia semakin bernafsu menghancurkan anus Edna (Anal Destruction).

Kemudian mereka kembali menelentangkan Edna di lantai, lalu mereka maju semua mencari bagian-bagian tubuh Edna yang bisa di gunakan untuk memuaskan kontol kontol mereka. Pak Ustin memasukkan Kontolnya ke dalam mulut Edna, dan memaksa mengulumnya. Pak Candan menyarangkan Kontolnya ke dalam memek Edna yang berdarah-darah. Pak Andi melesakkan Kontolnya yang super besar dan panjang itu ke dalam lobang pantat Edna yang sudah hancur. Pak Gatot menjepitkan Kontolnya di antara belahan payudara Edna, kemudian menggosok-gosoknya sambil memelintir dan menarik puting payudara Edna yang coklat mungil dan membengkak. Pak Sarngin menaruh Kontolnya di tengah-tengah ketiak kanan Edna yang gemuk putih dengan beberapa helai rambutnya, lalu menjepitnya dan memaju mundurkan Kontolnya di dalam jepitan ketiak Edna. Sedangkan Pak Tayen melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Pak Sarngin dengan Menjepitkan Kontolnya ke ketiak Edna yang sebelah kiri. Sedangkan Pak Heru Meraih tangan kanan Edna, kemudian memaksa tangannya mencengkram Kontolnya lalu membantu tangan Edna untuk mengocoknya. Yang terakhir yaitu Pak Pangor, melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Pak Heru dengan tangan Kiri Edna.

Akhirnya Edna yang sudah tidak kuatpun pingsan, dengan Memek dan anusnya yang dalam keadaan rusak parah, dan terus mengeluarkan darah, sisa sperma, dan sisa cairan Memek dan pantatnya. Kedua payudaranya bengkak memerah dan lecet-lecet, puting payudaranya yang coklat mungil sobek. Darah dan sperma berceceran dimana-mana. Sudah puas para guru tersebut, mereka membersihkan diri lalu meninggalkan tubuh Edna yang bugil dan berlepotan darah dan sperma dalam keadaan pingsan.

Setelah peristiwa tersebut, Edna si-gadis malang berkacamata itu terus mengunci diri didalam kamar kostnya. Diam membisu ketika ditanyai oleh teman ataupun keluarganya. Beberapa hari kemudian Edna pulang ke kota asalnya di Bogor, dan kembali ke lingkungan keluarganya. Edna mengalami shock berat, dan tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Sementara para guru yang memperkosa Edna, bebas beraktivitas karena Edna tidak berani memberi kesaksian. Edna terperangkap dalam trauma perkosaan selama hidupnya. Sedangkan para guru yang memperkosanya masih sibuk mencari mangsa siswinya yang lain.


Siswi Bohai Diperkosa Para Guru.



Cerita cerita dewasa
Terimakasih atas kunjungan anda. Jangan lupa selalu berkunjung supaya tidak ketinggalan Cerita cerita dewasa lainnya ( 5.0 )